Selasa, 20 Juli 2010

"…... Kecuali Jika Belajar Bahasa Arab"


Buletin Bulanan                                                                                                                                                       Edisi: 001. Vol. 1. Thn 2010 
Oleh: Ustadz Abu Hilya Salsabiila

Akhil Qoori…. Saudaraku Pembaca…
Islam adalah agama ilmu; agama yang didasari atas ilmu. Segala ibadah yang kita lakukan hendaknya memiliki pijakan dalil yang jelas. Dalil dari al-Qur'an dan as-Sunnah yang shahih.
Sebagaimana Islam tidak menghendaki umatnya beramal tanpa ilmu, Islam juga membenci bila ada umatnya yang berilmu tanpa amal. Dua hal inilah yang kerap dipanjatkan oleh setiap mukmin dalam shalatnya; memohon agar ditunjukkan jalan yang lurus (ash-Shirath al-Mustaqim), bukan jalan orang yang berilmu tanpa amal (al-Maghdhuub) dan bukan pula jalan orang yang beramal tanpa ilmu (adh-Dhaalliin). Nasalullahal 'Aafiah…..


Akhil Qoori…. Saudaraku Pembaca…
Bila kita bertanya pada diri kita sendiri, semua kita tentu ingin menjadi orang yang beilmu kemudian mengamalkan ilmunya. Untuk menjadi orang yang berilmu tentu kita harus meniti jalan menuntut ilmu. Menuntut ilmu dapat ditempuh oleh siapapun selagi ada kemauan dan kesempatan yang ia luangkan untuk itu.
Tidak ada mushibah yang terbesar yang menimpa kaum muslimin abad ini selain dari mushibah Bodoh Agama (al-jahlu bid Dien). Tidak ada fitnah yang lebih besar bagi umat Islam detik ini, selain dari berpalingnya sebagian umat dari majelis-majelis ilmu syar'i.
Konsekwensinya, merebak-lah aliran-aliran sesat, berkembangbiak-lah pemikiran-pemikiran nyeleneh dan murahan; kiblat mereka tidak lagi al-Qur'an dan as-Sunnah, tuntunan mereka adalah hawa nafsu dan "pesanan sponsor".

Akhil Qori… Saudaraku Pembaca….
Untuk dapat terhindar dari virus-virus mematikan itu, kita harus menuntut ilmu syar'i sesuai anjuran ulama salaf.
Syaikh al-'Utsaimin rahimahullah seperti yang dinukil oleh Ustadzunaa al-Faadhil, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz hafizhahullah dalam bukunya Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga; Panduan Menuntut Ilmu, menegaskan bahwa seorang Thaalib al-'Ilmi (Penuntut Ilmu) sepatutnya mendahulukan yang lebih penting dari ilmu-ilmu pendukung untuk belajar ilmu syar'i, dan itu yang sangat diperlukan oleh seorang penuntut ilmu dalam proses belajarnya. Tidak diragukan lagi bahwa memulai dengan bahas Arab adalah penting meskipun penuntut ilmu itu orang Arab.
Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata, "Dikarenakan agama ini di dalamnya (ada aspek) perkataan dan perbuatan, maka memahami Bahasa Arab adalah cara untuk mampu memahami aspek perkataan. Sedangkan memahami Sunnah adalah cara untuk dapat memahami aspek perbuatannya."

Akhil Qori… Saudaraku Pembaca….
Kalau al-Qur'an yang kita baca saban hari berbahasa Arab, kalau hadits yang selalu menjadi panduan kita juga berbahasa arab, kalau ulama-ulama salaf karyanya berbahasa Arab, kalau ibadah shalat yang kita kerjakan berbahasa arab, bisakah kita memahaminya tanpa bahasa Arab?
Untuk mengakhiri tulisan ini, mari kita simak apa yang dikatakan Syaikh kita, Syaikh al-'Utsaimin rahimahullah: "Tidak mungkin seorang pelajar bisa mengetahui al-Qur'an kecuali jika belajar bahasa Arab."
Wallahu A'lam….
Maraji' :


  • Duruus Lisy-Syaikh Abdirrahman as-Sudais


  • Iqtidha ash-Shiraath al-Mustaqiim, Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah


  • Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga; Panduan Menuntut Ilmu, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz

0 komentar:

Posting Komentar